Senin, 25 Maret 2013

6 Istilah/kata Bahasa Sunda yang terkadang Orang Sunda Lupakan Pemakaiannya


Bahasa sunda memiliki struktur/grammer yang lebih kompleks dibandingkan Bahasa Inggris. Berbicara ke orang yang lebih tua usianya maka bahasa yang akan dipilih harus mengunakan bahasa sunda yang lembut. Berbeda dengan Bahasa Inggris, tidak berubah kondisinya ketika berbicara dengan orang yang dihormati ataupun orang yang lebih tua. Seperti contoh “Bade angkat kamana pa?”(sunda lembut untuk orang lain). “Abdi mah bade mios heula pak”(sunda untuk diri sendiri). Sedangkan dalam bahasa inggris, untuk diri sendiri dan orang yang lebih tua dan dihormati hanya dengan menggunakan satu kalimat saja yaitu “ Where do you go?”(Bahasa Inggris). Itu hanya sedikit kelebihan dari warisan budaya daerah kita yaitu Bahasa Sunda.

Namun ironis keberadaan ternyata ditemui masyarakat yang mengunakan Bahasa Sunda tidak sesuai dengan tata bahasa baku atau undak usuk bahasa. Keberadaan istilah/kata dalam Bahasa Sunda tersebut semakin terkikis keberadaannya oleh budaya budaya luar yang cenderung mempengaruhi esensi tata bahasa .

Jaman Sekarang, kebanyakan anak muda justru lebih bangga dengan Bahasa Inggris, karena Bahasa tersebut merupakan Bahasa Gaul dan Internasional. Menurut mereka dengan Bahasa tersebut akan membuka cakrawala dunia yang lebih luas, karena sebagian besar referensi/buku mengunakan bahasa tersebut. Oke lah, tidaklah salah jika kita mempelajari Bahasa Inggris tapi akan lebih bijak jika kita tidak meninggalkan Bahasa Sunda sebagai budaya dan identitas kita.

Banyak yang telah mengalami degradasi bahasa/Kehilangan kata/istilah (Endanger language) pada saat ini, terutama didaerah-daerah perbatasan. Sedikit demi sedikit istilah/kata Bahasa Sunda yang baku (undak usuk basa) sudah jarang dan hampir tidak dipergunakan lagi dalam komunikasi kesehariannya. Mungkin mereka tidak tahu atau enggan untuk mempelajari ? Berikut beberapa istilah/kata yang sudah jarang digunakan oleh sebagian masyarakat Sunda :


1

“Sumping” (artinya Datang/Came)

Kebanyakan masyarakat mengatakan “Dongkap”. Padahal “Dongkap” (sesuai undak usuk basa) hanya digunakan untuk diri sendiri saja. Sedangkan Untuk Orang Lain yang lebih dihormati atau yang lebih tua usianya seharusnya mengatakan “Sumping”.

2

“Kagungan” (mempunyai/Have)

Kebanyakan masyarakat mengatakan “Gaduh” untuk orang lain. Sedangkan seharusnya kata “Gaduh” hanya digunakan untuk diri sendiri. Seharusnya untuk berbicara dengan orang lain menggunakan kata “Kagungan”.

4.

“ Ngabantun” (Membawa/Bring)

Kata Ngabantun sudah jarang digunakan. Kebanyakan Masyarakat mengunakan kata “ Nyandak” yang seharusnya digunakan untuk orang lain.

5.

“Mios” (Pergi/Go)

Biasanya kebanyakan masyarakat menggunakan kata “ Angkat”, seharusnya menggunakan kata “Mios”. Karena kata “Angkat” hanya digunakan untuk orang yang dihomati dan orang yang lebih tua usinya.

6.

“Rompok” (Rumah/House)

Biasanya masyarakat mengunakan kata “Bumi” untuk diri sendiri yang seharusnya mengunakan kata “Rompok/Rorompok” untuk menerangkan Rumah.

Dari enam kata/istilah sunda diatas sepertinya masih banyak kata kata/ istilah yang masih harus kita lestarikan. Dalam kata lain harus dilakukan konservasi terhadap kata atau bahasa tersebut. Konservasi tidak hanya sebatas pohon saja namun budaya nenek moyang kita harus dan wajib kita lestarikan juga. Maap jika tulisan saya kurang berkenan, tak ada maksud apa apa kecuali mengingatkan saya sendiri akan pentingnya budaya kita yang sangat kaya dan luhur ini. Saya hanya memandang dari segi awam saja dan masih terus belajar menjadi Orang Sunda. Fakta ini saya ambil dan rangkuman dalam kehidupan sehari hari secara subyektif dari hal hal obyektif . LESTARIKAN BUDAYA DAN BAHASA SUNDA! HATUR NUHUN. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar